Peristiwa Madiun


Peristiwa Madiun (atau Madiun Affairs) adalah sebuah konflik kekerasan yang terjadi di Jawa Timur bulan September – Desember 1948. Peristiwa ini diawali dengan diproklamasikannya negara Soviet Republik Indonesia pada tanggal 18 September 1948 di Madiun oleh Muso, seorang tokoh Partai Komunis Indonesia dengan didukung pula oleh Menteri Pertahanan saat itu, Amir Sjarifuddin.

Pada saat itu hingga era Orde Lama peristiwa ini dinamakan Peristiwa Madiun (Madiun Affairs), dan tidak pernah disebut sebagai pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI). Baru di era Orde Baru peristiwa ini mulai dinamakan pemberontakan PKI.

Bersamaan dengan itu terjadi penculikan tokoh-tokoh masyarakat yang ada di Madiun yang tidak baik itu tokoh sipil maupun militer di pemerintahan ataupun tokoh-tokoh masyarakat dan agama.

Masih ada kontroversi mengenai peristiwa ini. Sejumlah pihak merasa tuduhan bahwa PKI yang mendalangi peristiwa ini sebetulnya adalah rekayasa pemerintah Orde Baru (dan sebagian pelaku Orde Lama)

Lambang PKI


Partai Komunis Indonesia (PKI) adalah partai politik di Indonesia yang berideologi komunis. Dalam sejarahnya, PKI pernah berusaha melakukan pemberontakan melawan pemerintah kolonial Belanda pada 1926, mendalangi pemberontakan PKI Madiun pada tahun 1948 dan dicap oleh rezim Orde Baru ikut mendalangi insiden G30S pada tahun 1965. Namun tuduhan dalang PKI dalam pemberontakan tahun 1965 tidak pernah terbukti secara tuntas, dan masih dipertanyakan seberapa jauh kebenaran tuduhan bahwa pemberontakan itu didalangi PKI. Sumber luar memberikan fakta lain bahwa PKI tahun 1965 tidak terlibat, melainkan didalangi oleh Soeharto (dan CIA). Hal ini masih diperdebatkan oleh golongan liberal, mantan anggota PKI dan beberapa orang yang lolos dari pembantaian anti PKI. Setidaknya lebih dari lima teori berusaha mengungkap kejadian tersebut. Namun teori-teori yang terkadang saling berlawanan menjadikanya diskusi besar sampai hari ini.

Komunikasi Politik Penghuni Istana


Komunikasi Politik Penghuni Istana
Menguji efektivitas sebuah komunikasi politik, lebih-lebih atas pemimpin tertinggi (baca: presiden) sangat menantang, sekalipun merupakan pekerjaan terjal. Buku Intrik dan Lobi Para Penguasa, dari Soekarno sampai SBY tergoda untuk memeriksa komunikasi politik presiden yang pernah dan tengah memerintah Indonesia. Sebuah ikhtiar yang membutuhkan stamina tinggi, karena memang tak mudah melakukan penelitian ilmiah untuk menjangkau rentang waktu yang demikian panjang. Apalagi dua presiden Indonesia telah meninggal, yakni Soekarno dan Soeharto.

Kesulitan ini dipahami betul Tjipta Lesmana, si penulis buku ini. Maka, Tjipta Lesmana menggunakan pendekatan kualitatif dengan melakukan wawancara mendalam (indepth interview) kepada sejumlah narasumbernya. Para narasumber atau informan tentu saja diseleksi secara ketat, paling kurang harus memenuhi syarat (1) menteri, pejabat atau kerabat yang seringberkomunikasi dengan presiden, (2) mempunyai daya kritis dan mampumemberikan gambaran seobjektif mungkin mengenai mantan atasannya. Dari mereka dikorek sejumlah hal, mulai tipe kepemimpinan (otoriter, demokratis, laissez faire); klasifikasi pemimpin (dominance, influencing, steadiness dan compliance); konteks komunikasi (konteks tinggi dan konteks rendah) dan pesan komunikasi (hlm. xvi-xx).

Tapi, menemukan narasumber dimaksud tentu saja tak mudah. Berbekal jaringannya yang luas, Tjipta yang menjadi jurnalis sejak 1970-an itu bisa menembus narasumber yang dekat dan paham dengan objek, yakni enampresiden (Soekarno, Soeharto, B.J. Habibie, Abdurrahman Wahid, MegawatiSoekarnoputri dan Susilo Bambang Yudhoyono). Sekitar 25 narasumberdikorek. Alhasil, informasi-informasi baru yang selama ini berada dibawah permukaan dapat diungkap.

Pun demikian, ia menemui kendala saat akan menguak komunikasi politik Soekarno. Pasalnya, tokoh yang dekat dan tahu seluk-beluk pribadi Bung Karno telah berkurang drastis karena banyak yang meninggal. Tjipta hanya memiliki dua narasumber tentang Bung Karno, yakni Oei Tjoe Tat(menteri di masa Soekarno) dan Sujono Sudarsono (staf Kementerian PUdi masa Soekarno) yang berhasil diburunya (hlm. 381).

Untuk menutup kekurangan ini, Tjipta terpaksa menggunakan sejumlah buku dari tokoh yang dikenal dekat dengan presiden pertama tersebut. Tentu saja selain kliping koran dan pengalamannya saat melihat langsung Bung Karno di beberapa momen dan peristiwa. Cara ini pada satu sisi menyelamatkannya. Namun, pada sisi lain tak membantu pembaca (publik di tanah air) mendapatkan perspektif dan info baru ihwal komunikasi Soekarno. Pembaca ''dipaksa'' mengunyah penafsiran (interpretasi) Tjipta atas informasi yang terkandung dalam sejumlah buku yang dikutipnya itu.

Kendala lain dialaminya terkait SBY. Kendatipun mengumpulkan data sejak lama (2002), ia hanya mampu tembus tiga narasumber yang terkait dengan SBY, yakni Burhanuddin Napitupulu, Muladi, dan Juwono Sudarsono (hlm. 386). Ihwal ini, Tjipta buru-buru memberi catatan dalam prolog (hlm. xiv). ''Awalnya hanya empat presiden yang dibahas, tanpa Soekarno dan SBY. Setelah naskah rampung, tiba-tiba tebersit dalam benak saya bahwa buku ini tidak lengkap tanpa juga menyinggung sedikit komunikasi politik presiden pertama dan terakhir.'' Maksud Tjipta, minimnya narasumber terkait SBY ini semata-semata karena keterbatasan waktu. Lagi pula, jika narasumber lain dimasukkan tentu saja tak bisa menyimpulkan bagaimana komunikasi politik SBY. Sebab, pemerintahan SBY masih berlangsung dan bukan tak mungkin ia terpilih kembali pada Pemilu 2009 sehingga berpeluang mengubah komunikasi politiknya.

Temuan Tjipta sendiri layak diperhatikan. Seluruh presiden cenderung alergi dengan kritik, meskipun cara merespons kritik yang dialamatkan pada mereka berbeda satu sama lain. Mereka juga bisa marah, meskipun beda cara dalam mengungkapkannya. Karakter, latar belakang budaya, dan pendidikan memengaruhi kepribadian masing-masing. Yang jelas, Soeharto dan Megawati merupakan pemimpin yang pendendam. Beda dengan Habibie, Gus Dur atau Bung Karno yang relatif mudah memaafkan.

Soekarno dan Soeharto dikategorikannya sebagai pemimpin otoriter. Habibie dan SBY menjalankan kepemimpinan demokratis. Sedangkan Megawati dan Gus Dur pemimpin tipe laissez faire atau delegatif.

Menurut model kepemimpinan Marston, Soekarno dan Soeharto merupakan tipe pemimpin dominan. Keduanya sama-sama hendak mendominasi rakyat, keras kepala, dan galak, memiliki motivasi kuat untuk mewujudkan cita-cita. SBY dan Megawati pemimpin tipe compliance, yang selalu berupaya berjalan di jalur hukum (konstitusi), takut jika ada ketentuan perundang-undangan yang dilanggar, serta tak suka konfrontasi dan lamban dalam mengambil keputusan.

Sedangkan Gus Dur adalah pemimpin influencing. Kemudian Habibie lebih berorientasi pada tipe pemimpin steadiness: loyal, suka melayani orang, pecinta damai, dan pekerja keras.

Adapun dari sisi pesan komunikasi politik, Tjipta menggolongkan Soekarno dan Soeharto sebagai pemimpin yang fokus dengan visi dan misi serta action oriented. Habibie serupa (kendati lebih rendah kadarnya) karena ia terlecut untuk meningkatkan kemampuan organisasi (negara).

Presiden Gus Dur dan Megawati mempunyai pesan politik yang tidak jelas. Sedankan SBY gemar beretorika soal visi dan misinya. Khusus untuk Megawati dan SBY, Tjipta mengkategorikan keduanya memiliki pesan komunikasi yang ''menyimpang'' dari umum, yakni kerap mengeluh dan membalas kritik dengan kritik (hlm. 357).

Jika dirangkum, studi Tjipta menyimpulkan hasil yang tak biasa. Menurutnya, dari keenam presiden, komunikasi politik Soeharto-lah yang paling efektif. Negara kita stabil, pembangunan ekonomi berhasil, dan kesejahteraan meningkat. Namun, kata Tjipta, semua itu harus dibayar dengan ongkos sosial-ekonomi-politik yang tinggi.

Soekarno yang macan panggung (orator ulung) hanya di urutan kedua. Tjipta menyimpulkan komunikasi Bung Karno cukup efektif. Demikian jugaHabibie. Sedangkan Gus Dur dan Megawati komunikasinya termasuk tidak efektif. Akan halnya SBY, Tjipta menyebut sang incumbent pada Pemilu 2009 sebagai ''buruk dan tidak efektif''. Di masa SBY, komunikasi politik bangsa Indonesia, bahkan terasa semakin brutal dan beringas. Anarkisme merambah di mana-mana. Kepemimpinan SBY yang selalu dirundung oleh keraguan dan kebimbangan, jelas memberikan kontribusi signifikan pada kekacauan politik di Indonesia sekarang (hlm. 366). Sungguh sebuah simpulan yang berani, meskipun pada saat bersamaan bisa digugat karena masa pemerintahan dan bentuk komunikasi politik SBY bisa berubah seiring waktu. Seperti Megawati, SBY mungkin saja terpilih kembali untuk memerintah Indonesia.

jadi pintar itu mudah!

Jadi Pintar itu Mudah!

Masyarakat kita, terutama para pelajar, sering mengeluh bahwa jadi orang pintar itu sulit. Mereka bilang, kalau jadi orang pintar itu harus rajin, sering belajar, dan di kelas masuk peringkat 10 besar dari atas. Yang dapat peringkat 1 pasti dapat penobatan sebagai orang terpintar di kelas. Yah… kalau begitu kelihatannya jadi orang pintar itu benar-benar sulit ya? :? Harus rajin belajar, menyimak guru yang berpidato menjelaskan di depan kelas, tidak bisa main game atau dugem setiap hari, harus punya jadwal belajar, dan lain sebagainya. Semua itu harus dilakukan supaya jadi orang pintar dan masuk 10 besar.

Tapi sebenarnya, jadi orang pintar itu tidak sulit. Jadi orang pintar itu mudah, tidak perlu belajar susah-susah supaya bisa jadi orang yang pintar di sekolah. Anda tidak perlu jadi orang yang dianggap nerd oleh teman-teman Anda untuk jadi orang pintar. Anda bisa setiap hari menonton anime, bermain video game, atau dugem hingga pusing. Sebenarnya mudah sekali mengambil jalan menuju kepintaran. Bagaimana caranya?

. . .

. . .

. . .

1. Anda Bisa Pintar Dengan Menyontek

Betul, mudah saja. Masih perlu dijelaskan? :lol: Bisa dibilang ini cara paling mendunia dan paling standar yang sering digunakan oleh masyarakat untuk meraih jalan menuju kepintaran. Dengan menyontek Anda bisa jadi orang paling pintar di kelas dengan nilai sempurna, Anda bisa menjadi peringkat 1 dan diakui sebagai orang terpintar di kelas Anda–setidaknya Anda akan diakui oleh guru, orang tua Anda, atau orang-orang yang belum mengenal Anda. Tapi Anda perlu hati-hati dalam menggunakan teknik ini, jangan terlalu sering menjadi yang terpintar. Sekali-sekali Anda perlu membiarkan orang lain menjadi lebih pintar dari Anda, siapa tahu ada yang mencoba mengikuti jejak Anda dengan teknik ini. :mrgreen:

2. Anda Bisa Pintar Dengan Persahabatan

Lho, bagaimana bisa bersahabat dengan orang-orang hasilnya berbuah kepintaran? Apakah harus dengan membuat kelompok belajar, kemudian belajar bersama-sama? Aah, tak usah…!!! Terlalu repot! Itu sih omong-kosong. :lol: Sudah saya bilang bahwa Anda tidak perlu belajar susah-susah supaya bisa jadi orang pintar. Persahabatan disini, mudah saja. Tidak perlu sampai jadi Hitler yang mempunyai kelebihan dengan sorot matanya yang tajam, tentunya, tapi Anda hanya perlu santai sedikit dan memiliki beberapa social skill supaya bisa mudah berteman dengan orang banyak.

Kalau sudah? Dekati guru mata pelajaran yang Anda inginkan. Berteman baiklah dengan guru tersebut, kalau perlu buat diri Anda tampak seperti anak murid yang baik, patuh, tapi di saat yang bersamaan juga bisa bergaul dengan mudah dengan guru tersebut. Efektifkah cara ini? Asal tahu saja, menurut beberapa sumber, guru itu bisa saja mempertimbangkan nilai seorang murid dari sikapnya. Jadi misalnya nilai Anda jelek, tapi sikap Anda bagus, yah… dinaikkan sedikit tak apalah. :mrgreen: Jadi, bagaimana cara efektif supaya Anda bisa pintar di semua pelajaran? Dekati semua guru! Kalau tingkat persahabatan Anda begitu tinggi, terkadang ada guru yang akan menyempurnakan nilai Anda tanpa ragu.

3. Anda Bisa Pintar Dengan Kekuasaan

Kalau ini sih, tergantung takdir ya. :? Tidak semua orang bisa menggunakan cara ini, tapi bagi Anda yang bisa, manfaatkanlah! Mungkin Anda adalah salah satu dari beberapa orang terpilih yang menjadi pintar dengan cara ini. Bagaimana caranya?

Anda perlu pendekatan sosial seperti cara kedua, tapi tidak perlu seintensif itu dan lagi bukan Anda yang melakukan ini. Alhasil cara ini lebih efektif bagi Anda yang menginginkan cara efektif untuk menjadi pintar. Anda cukup minta tolong kepada orang tua Anda untuk bicara ke para guru agar nilai Anda dinaikkan. Tapi harap ingat! Harus diingat baik-baik cara ini tidak akan berguna jika orang tua Anda bukan orang penting. Orang tua Anda harus jendral besar, presiden direktur, presiden negara, atau justru sesama guru–semakin tinggi pangkatnya semakin baik… misalnya “guru” di universitas atau guru besar. Semakin besar pengaruh orang tua Anda, maka semakin besar kemungkinan Anda mencapai nilai sempurna. :)

Meskipun cara ini cukup efektif, apalagi jika Anda kurang suka menyogok orang membantu kondisi perekonomian guru, cara ini tidak akan berhasil kalau orang tua Anda bukan orang penting.

4. Anda Bisa Pintar Dengan Kekuatan

Kata siapa adu otot itu cara barbar? FPI saja masih suka gontok-gontokkan kok. Lalu kata siapa pula kepintaran tidak ada hubungannya dengan otot? Buktinya apa? :lol: Jadi bukannya tidak boleh Anda coba gunakan kekuatan Anda untuk membuat Anda jadi orang pintar di kelas, tentunya semakin sedikit pihak yang mengetahui cara Anda ini semakin baik. Di beberapa tempat Anda boleh menerapkan metode kekerasan langsung; langsung hajar saja guru Anda yang memberikan nilai buruk. Hajar terus hingga ia mau memberikan Anda nilai yang baik, sehingga Anda bisa menjadi orang pintar di kelas. Tapi tidak semua tempat memperbolehkan Anda berbuat seperti itu, Anda bisa ditangkap polisi karenanya. Dan lagi, perbuatan ini lebih beresiko, bisa saja Anda justru dihajar oleh guru Anda jika ternyata Anda lebih lemah.

Kalau begitu apakah cara ini tidak bisa dimasukkan? Bisa saja, jika Anda cukup punya uang, Anda bisa menyewa para preman penolong dengan bayaran untuk memaksa guru Anda membuat Anda jadi pintar. Atau kalau orang tua Anda cukup berpengaruh, bisa meminta tolong orang bayaran untuk mengancam guru Anda agar menaikkan nilai Anda jika dia tidak mau mati. Sedikit ancaman dan Anda bisa jadi pintar; agen-agen rahasia tentu lebih efektif daripada Anda yang mungkin kurang ‘sangar‘.

5. Anda Bisa Pintar Dengan Sok Beriman dan Alim

Kalau Anda seorang pacifist, coba cara yang ini. Anda bisa tampil dengan gaya Islami, sering berada di masjid, atau hal-hal yang berbau keagamaan lainnya. Yang penting ada orang lain yang melihat Anda, terutama guru Anda. Seperti yang sudah dikatakan di poin kedua, guru akan mempertimbangkan murid dari sikapnya, jadi cobalah untuk bersikap seperti anak-baik-tak-berdosa-yang-selalu-ke-masjid. Kalau perlu Anda juga boleh menjadi seorang yang sangat patuh terhadap hadis. Bagaimana jika Anda suka melihat pornografi? Tak apa, cara ini masih tetap bisa dicoba; tampil alim di depan guru, ketika tak ada guru, silakan tonton Miyabi sepuasnya. :mrgreen: Membicarakan barang yang aneh-aneh juga tetap bisa, yang penting jangan di depan guru.

Tapi jangan lupa untuk menguasai sedikit ilmu agama Anda, atau cobalah kuasai cara-cara menghindar dari ajakan orang lain. Karena akan jadi masalah jika Anda ditarik guru agama Anda untuk mengikuti lomba baca Al-Qur’an, misalnya. :mrgreen:

6. Anda Bisa Pintar Dengan Uang

Bisakah? Bisa, tentu saja… justru cara inilah yang sebenarya paling efektif dibanding cara lainnya! Zaman sekarang ini uanglah yang paling berkuasa. Segala hal perlu uang, dari makanan hingga pendidikan. Bahkan mau memenuhi panggilan alam pun tidak gratis. Kalau mau dirunut, sebenarnya pendidikan akademis formal kebanyakan remaja sekarang ini segalanya berkaitan dengan uang.

Pertama, harus daftar biaya sekolahnya itu sendiri. Kemudian untuk mengikuti tes masuknya juga harus bayar. Jika tidak lulus tes masuk, tapi tetap mau masuk disitu, harus bayar juga kan? Tentunya bayar ke siapa, itu rahasia masing-masing. :mrgreen: Kedua, setelah masuk sekolahnya, harus beli buku pelajaran. Uang lagi yang bermain. Ketiga, setelah memasuki kelas pertama kali, ada istilah yang namanya “bayar uang sekolah”. Kalau muridnya ikut ekstrakurikuler yang ditawarkan di sekolahnya, harus bayar uang ekstrakurikuler juga. Kalau-kalau diadakan pensi, harus bayar lagi, padahal kebanyakan tidak bisa memilih mau ikut berpartisipasi atau tidak. Keempat, setelah lulus, harus berinteraksi dengan uang lagi. Mau bayar buku tahunan harus dengan uang, begitu juga kalau mau diwisuda.

Jadi, bukannya tidak mungkin kalau Anda juga bisa menjadi pintar dengan uang. Caranya? Mirip dengan cara kedua, jika Anda malas pendekatan sosial, lakukan saja pendekatan materi. Apakah cara ini terlalu murahan? Biar saja, yang penting kan Anda bisa jadi pintar. Mau murahan atau mahalan urusan nanti, yang penting pintar dulu. Lagipula, siapa bilang mengeluarkan uang itu murah? :lol: Kalau gurunya tidak mau, ya Anda coba saja berurusan dengan Kau-Tahu-Siapa. Beliau kan juga merupakan orang yang bisa membuat Anda masuk ke sekolah dengan cara yang–ups, seharusnya saya tak perlu bilang ya. :P

7. Anda Bisa Pintar Dengan Tubuh

Anda selalu ketahuan ketika menyontek? Bapak Anda bukan presiden, bukan juga direktur? Anda orang yang lemah dan tidak punya cukup uang? Tidak ada cara lain yang sesuai bagi Anda? Apa boleh buat, mungkin Anda bisa coba cara terakhir. Cara ini cukup mengandalkan fisik Anda, juga kemampuan Anda merayu. Jadi bagi orang-orang yang agak kaku mungkin cara ini agak susah, tapi sebaliknya bagi yang ahli nggombal akan jadi mudah.

Ada dua metode yang bisa ditempuh dalam menggunakan cara ini. Jalan pertama, Anda cukup menggunakan kemampuan bicara Anda seperti cara kedua, tapi untuk wanita bisa disertai dengan gaya tubuh yang aduhai. Tentunya jangan ngebor Inul, saya rasa itu tidak akan efektif kecuali mau pentas di panggung. Jika Anda cukup ahli, bisa saja guru Anda akan terpikat dan mau menaikkan nilai Anda.

Jalan kedua, jika Anda benar-benar mau melakukan jalan ini, berarti Anda benar-benar haus akan kepintaran, haus akan kepuasan rasanya menjadi orang pintar. Jalan apa? Kaitkan dengan judul. Sudah? Nah, saya tak akan bicara lebih jauh, karena ini cenderung kurang baik untuk dibicarakan. Jadi silakan pahami sendiri maksudnya, karena di beberapa tempat, sebenarnya metode ini sempat digunakan.

Mungkin cara ini memang terlalu murahan, tapi demi nilai, apapun bisa jadi halal. Yang penting tujuan Anda tercapai kan? Jadi orang pintar?

. . .

. . .

. . .

Sekian pembahasan kali ini. Dari beberapa cara diatas, silakan pilih mana yang terbaik bagi Anda. Cara-cara diatas hanya menjelaskan cara-cara dasar untuk memandu jalan menuju kepintaran dan peringkat 10 besar. Sedangkan untuk hasilnya sendiri akan kembali ke diri masing-masing, bagaimana cara menjalankan dan menerapkannya. :mrgreen:
Dan bagi yang kurang sesuai dengan cara-cara diatas, silakan coba cara yang lain; masih banyak jalan menuju kepintaran.

Semoga entri kali ini bisa bermanfaat bagi pembacanya.

pemain inter milan


Rapor pemain tim Internazionale Milan untuk musim 2003/2004.

Toldo [Tampil: 45 / Menit bermain: 4273 / Gol: - / Usia: 33]
Walau sempat mengkhawatirkan dalam beberapa partai, tapi secara keseluruhan telah memperlihatkan kualitas sbg kiper no. 2 Italia. Refleksnya masih oke, leadership juga tinggi.

Fontana [ 7 / 699 / - / 37 ]
Walau di usianya ke 37 tetap tangguh, namun saatnya Inter mencari kiper muda sbg deputi Toldo, sekaligus pengambil tongkat estafet saat Toldo mulai menua.

Cordaz [ 1 / 30 / - / 21 ]
Rasanya Inter tidak perlu membeli Peter Cech, matangkan saja Cordaz dgn memasang di Coppa Italy atau menjadikan deputi Toldo, dan mungkin 2-3 tahun lagi Inter akan memetik hasilnya.

J. Zanetti [ 51 / 4583 / - / 31 ]
Di luar kritik luas ttg kurangnya "membakar semangat", mungkin ketenangan, sportivitas, rendah hati, loyalitas, konsistensi, respek pada fans, adalah sederet pujian yg tak ada habisnya buat Il Capitano. Bila Il Capitano bermain, maka sector kanan adalah salah satu sumber inspirasi bertahan dan menyerang permainan Inter. 3-4-3
atau 4-4-2, Cuper atau Zac, tak ada masalah. Pemegang rekor paling banyak bermain [dlm menit] musim ini.

Helveg [ 32 / 2153 / - / 33 ]
"Internisti Indonesia Enemy No.1", namun di tengah krisis Inter akan bek sayap musim ini, rasanya Zac nggak ada pilihan lain selain memasangnya. Menilik usianya, fungsi Helveg seharusnya memang backup player, not regular, tapi malah masuk 11 besar pemain yg paling banyak menit bermain. Yang perlu dicatat adalah overlapnya yang rajin dlm menyerang bagus dan cukup merepotkan bek lawan, sayang sering bad position saat bertahan. Tapi yg paling hancur adalah ketika ditempatkan sbg centre back dlm beberapa partai.

Pasquale [ 21 / 1509 / - / 22 ]
Masih belum matang sbg bek kiri dlm 4-4-2, eh malah jadi bek/gelandang sayap dlm 3-4-3. Dlm bertahan maupun menyerang nanggung, menjadikan titik lemah permainan Inter. Niat beberapa klub meminjamnya, menunjukkan sebenarnya ia punya potensi, asal terus diasah mengingat usianya masih muda.

Brechet [ 14 / 764 / - / 25 ]
Kehilangan tempat di timnas Prancis gara2 buruknya performa di Inter. Posisi sebenarnya memang bek kiri, namun sering dipasang sbg bek tengah atau Cuma pemain pengganti. Irisannya dari sayap menurutku cukup cantik, seharusnya percayakan saja di sector kiri dlm 4-4-2 maupun 3-4-3. Musim pertama memang buruk, tapi dgn diberi kepercayaan bermain di posisi aslinya, aku yakin bisa lebih baik dari skrg.

Cordoba [ 47 / 4294 / 1 / 28 ]
Bek kiri adalah posisi barunya dlm partai2 terakhir, selain bek tengah. 1 gol dan 4294 menit bermain [no. 2 stlh Il Capitano] menjadikannya bek paling jarang cedera dan lebih baik dari Canna dan Matrix. Tinggal mencarikan teman yg padu di centre bek, maka Toldo mungkin nggak akan sering deg2an. Walau pendek, tapi lugas dan vertical jump-nya cukup bagus.

Coco [ 4 / 272 / - / 27 ]
Cedera berkepanjangan membuatnya gagal lagi membuktikan lebih baik dari musim kemaren, sekaligus menjadikan sector kiri Inter benar2 berlubang musim ini. Bila Coco sehat, aku yakin Inter ceritanya bisa lebih baik musim ini.

Cannavaro [ 34 / 3062 / 2 / 31 ]
Pendek tubuhnya dijadikan kambing hitam oleh kritisi akan jeleknya permainan musim ini. Tapi langganan di timnas ditambah 2 gol dari heading seharusnya menjawab semuanya. Cedera menjadikannnya sering absen justru saat Inter butuh centre bek. Dari 34 partai serie A musim ini, cuma 22 kali main.

Materazzi [ 18 / 1642 / 3 / 31 ]
3 gol dari free kick dan screamage menjadikannya cukup produktif musim ini. Sayang temperamennya yg tinggi membuat bertindak bodoh dan harus absent panjang musim ini dan menjadikan Inter krisis centre bek. Tackling dan markingnya yg makin jorok tidak enak ditonton, serta rawan cedera, maka seharusnya masuk daftar jual saja musim depan bila Inter bisa mendatangkan bek dgn kualitas bagus.

Adani [ 34 / 2972 / 4 / 30 ]
Menggantikan peran Matrix sbg third back dlm 3-4-3, justru mampu tampil cukup lugas, sayang dlm sprint lambat, shg susah bila harus mengawal striker2 tipe pelari. Torehan 4 gol, semuanya lewat heading, adalah point tersendiri musim ini.

Gamarra [ 18 / 1583 / - / 33 ]
Usia 33 dan postur tubuh yg pendek, sering bad position, dan lambat dlm sprint, maka lengkaplah judgement bahwa karir-nya sudah selesai, bahkan sbg backup player sekalipun. Salah satu titik lemah di jantung pertahanan Inter.

Killy Gonzalez [ 32 / 2535 / - / 30 ]
Menurutku evolusinya dari winger murni menjadi winger back dlm 3-4-3 cukup mengejutkan karena baik dijalani. Rajin membantu bertahan, mengejar setiap bola, dan tiba2 sudah ada di depan. Sayang baru adaptasi di pekan2 terakhir, namun musim depan bisa bergantian dgn Coco. Justru skrg malah tidak bagus saat ditempatkan menjadi striker sayap karena energinya yg meluap-luap.

Van Der Meyde [ 25 / 1510 / 4 / 25 ]
Pemain warisan Cuper karena fasih sbg winger dlm 4-4-2, sayang tidak mampu adaptasi dlm 3-4-3, apalagi bila 3-4-1-2 diterapkan Zac musim depan, sudah pasti tidak ada tempat buat VDM. Sungguh sayang, muda dan talenta bagus, namun dihadapkan masa sulit di serie A.

Luciano [ 7 / 379 / - / 29 ]
Lagi2 warisan Cuper dan tidak mampu adaptasi di skema Zac, setelah kembali ke Chievo, justru menunjukkan grafik membaik.

Cristiano Zanetti [ 29 / 2562 / 1 / 27 ]
Cuma main 19x di serie A, karena lebih banyak bergelut dgn cedera, tapi masih nongkrong di 11 besar pemain paling banyak menit bermain. Menunjukkan bahwa perannya sangat dibutuhkan di midfield Inter. Sektor tengah menjadi "lembek" saat ia tak bermain. Diharapkan Cambiasso bisa menyamai levelnya, karena bila tidak, saat Cristiano cedera, timpanglah permainan Inter.

Emre [ 30 / 2031 / - / 24 ]
Baru saja dinobatkan menjadi pemain terbaik musim ini oleh salah satu inter club. Visinya semakin baik, tackling joroknya makin jarang kelihatan, dan dribbling-nya cuma bisa disamai Karagounis. Harus semakin sering dipasang dan kesempatan berkreasi di tengah karena masih muda, masih banyak ruang improve di musim2 depan.

Farinos [ 24 / 1712 / 1 / 26 ]
Nggak laku saat ada Cuper, ex coachnya, tapi justru dipercaya Zac saat Cristiano cedera. Inkosisten, kadang seolah ada dimana-mana, tapi kadang serasa Inter cuma main 10 pemain karena hampir2 nggak ada kontribusinya di lapangan. Yang dicatat adalah corner kicknya justru beberapa kali berbuah gol. Menurutku ni sindrom pemain yg jarang dipercaya, kuncinya memang sebisa mungkin sering memainkannya agar nalurinya muncul lagi sbg salah satu magnificent four di sector tengah saat di Valencia.

Stankovic [ 16 / 1468 / 4 / 26 ]
Saat belum bergabung, Zac keceplosan ngomong bahwa ia tak butuh attacking midfielder macam Stan, tapi yg bisa jadi striker bayangan. Tapi justru ketika dipasang menjadi striker bayangan 3-4-1-2, bisa cepat beradaptasi. Nafsunya di kotak penalty berbuah 4 gol, dan visi umpannya mulai hidup di pekan2 terakhir. Salah satu kunci Inter mampu merebut peringkat 4 setelah sempat terpeleset ke peringkat 9. Sayang cap blocked di UEFA Cup, mungkin ceritanya lain jika bisa tampil membela Inter.

Almeyda [ 21 / 1403 / - / 31 ]
Dibeli sbg pelapis Cristiano, sayang mulai kehilangan motivasi main di serie A. Kontribusinya hampir tak ada dlm permainan Inter, bila Cambiasso datang, sudah saatnya dilepas.

Lamouchi [ 26 / 1244 / - / 33 ]
Sama dgn Almeyda, fungsinya sbg backup player saja. Di usianya yg 33 menjadikan sebenarnya pemain ini sudah habis. Dijual adalah terbaik buat Inter karena bisa memberi satu tempat buat pemain muda Inter yg bertebaran dipinjamkan.

Karagounis [ 16 / 738 / - / 27 ]
Nggak salah julukan "Maradona dari Balkan". Dribblingnya yahud, visi umpannya juga oke, sayang cedera di awal2 bergabung dan tidak dipercaya Cuper. Kontribusinya pada saat Inter terperosok menjadikan seolah mendapat darah baru. Nggak kebayang kalo digabungkan dgn Stan
dan Emre, maka Inter akan full attack.

Okan [ 9 / 376 / - / 31 ]
Posisi sebenarnya di timnas Turki adalah gelandang serang tengah, sayang di Inter sudah bejibun pemain dgn karakter spt dia, maka dipindahkan oleh Cuper ke sayap kanan/kiri. Di masa Zac, tidak lagi mendapat tempat, padahal dari segi ngotot bermain, selevel dgn Emre dan Cristiano. Lama2 akan spt Farinos, sindrom jarang bermain akan membuatnya tidak langsung nyetel justru saat dipercaya main.

Rebecchi [ 1 / 56 / - / 21 ]
Cuma sekali dipercaya di Coppa Italy, tapi sudah cukup menunjukkan bahwa levelnya sebentar lagi naik jadi backup player, bukan lagi "anak bau kencur".

Vieri [ 32 / 2661 / 17 / 31 ]
Cedera dan sikap teguh Zac menjadikan ini mungkin musim terburuk Inter di serie A, ditambah pula langganan cedera. Cuma main 22 kali di Serie A tapi tetap top scorer di Inter menunjukkan bahwa sebenarnya kualitas Vieri tidak berkurang. Sayang ia lupa, bahwa Inter justru sering main lepas dan bagus justru saat ia tidak bermain dan sudah saatnya Adriano dan Martins mengambil peran lebih di tim. Senioritas dan oportunis serta ditakuti bek2 lawan justru akan lebih berguna bila ada rotasi di striker, spt kasus Milan.

Martins [ 37 / 2391 / 11 / 20 ]
Eliakwu, pemain bekas primavera yg baru 19 tahun sudah dijuluki "The Next Martins". Ini menunjukkan betapa sudah "seniornya" Oba di tim inti Inter, padahal usianya baru 20 tahun & baru tahun kemaren muncul karena "kecelakaan", kosongnya stok striker Inter. What a footwork, sprintnya makin bertenaga, turn movementnya menipu bek lawan, dan kerjasamanya, baik dgn Adriano maupun Vieri makin bagus. He's best player of the year for me. Torehan 11 gol bukti makin berartinya Oba buat Inter, siapapun pelatihnya. Yang harus dibenahi adalah fisiknya yg cepat capek, belum mampu bermain regular, sesuai kritik Zac.

Cruz [ 35 / 2223 / 11 / 30 ]
Di awal musim sungguh fenomenal, tendangan bebas dan headingnya selalu berbahaya. Sayang melempem di pertengahan musim, dan tenggelam seiring rotasi Martins, Adriano, dan Vieri. Tidak cocok sbg backup player, karena nalurinya justru makin terasah bila dipasang regular, hal yg dijalaninya di Feyenoord dan Bologna.

Adriano [ 18 / 1497 / 12 / 22 ]
Komplet-plet-plet-plet. Free kick, heading, narrow shot, dribbling, semuanya mampu berbuah gol. Bergabung di pertengahan musim saja sudah memberi impact sedemikian baik, apalagi bila musim depan rutinmain ?? Awas hantu cedera yg menaungi setiap striker Inter belakangan ini.

Kallon [ 7 / 299 / - / 25 ]
Kasus doping telah menenggelamkan karirnya musim ini. Mudah2an cepet bangkit motivasi dan naluri striker-nya, karena masih muda dan cukup produktif sbg backup player musim2 kemaren.

Eliakwu [ 1 / 14 / - / 19 ]
Satu lagi anak ajaib dari Nigeria stlh Martins. Torehan golnya di primavera menjadikannya top scorer di tim Inter. Eliakwu, Martins, Adriano, Recoba, Kallon……rasanya soon or later kita akan kehilangan Vieri.

Recoba [ 29 / 1566 / 11 / 28 ]
Dikritik "konsisten utk selalu inkonsisten", tapi sesungguhnya 11 gol dari cuma 1566 menit bermain menunjukkan tingginya kualitas Recoba. Free kicknya masih the best di Inter. Cedera dan hilangnya kesabaran Zac membuatnya kembali tidak utuh bermain 1 musim. Cobalah pelatih2 Inter, mainkan Recoba satu musim penuh dan kasih kebebasan penuh, Venezia mungkin akan terulang lagi.

Zaccheroni [ 18 menang, 14 seri, 11 kalah ]
Bad season start in Serie A by Cuper, cedera pemain, dan pemain2 yg sudah terlanjur di set utk 4-4-2, mungkin jadi alasan Zac terpuruk musim ini. Sering kalah di San Siro dan bad results di ajang Eropa adalah justru penurunan dibandingkan Cuper. Tapi mengalahkan Juve 2 kali berturut2, sempat unggul 2-0 saat vs Milan, dan 2 kali tidak terkalahkan 7x berturut2 dlm satu musim, menunjukkan juga sebenarnya potensi ada di Zac. Ditambah pergantian pelatih terus2an ternyata tidak juga membuahkan scudetto, maka mungkin itulah alasan Zac masih juga dipertahankan sampai saat ini. Tapi kita tidak tahu apakah ini masih berlanjut sampai musim depan, karena bisa saja negoisasi dgn Mancini masih berjalan, atau juga setelah Euro 2004 ini akan ada efek berantai pergantian pelatih yg bisa saja salah satunya menyentuh Inter. For me, harus jelas kalo memang Zac dipecat, dimulai dari skrg, jgn sampai sudah deket2 musim dimulai atau bahkan awal musim, ini sama saja Cuper jilid 2.


1

andi wardana


my favourit player football !!!!!!!!